Tehnik Budidaya Bibit Kelapa Sawit
Kecambah kelapa sawit termasuk kecambah tanaman
yang tahan banting. Cukup dengan perlakuan anti jamur, dan dimasukkan
ke dalam plastik tertutup dengan disemprot sedikit air, maka kecambah
sawit bisa tahan sampai satu bulan. Paling hanya terjadi pertumbuhan
akar dan tunas yang bermakna positif.
Hal ini berbeda dengan kecambah karet. Kecambah
karet sedikit lebih rentan terhadap penyakit busuk mata tunas, bila
lupa membuka kemasan plastiknya. Kemasan
kecambah karet harus memiliki lubang ventilasi, sedangkan kemasan
kecambah sawit sebaiknya kedap udara. Dan yang paling rentan adalah
kecambah aren. Kecambah aren perlu penanganan yang baik dan terencana
agar bisa bertahan sampai masa penanaman.
Bagaimana membuat pembibitan kelapa sawit yang baik?
Kecambah sawit yang sudah diterima, dilihat
kondisinya. Bila terlalu kering, buka kemasan plastik lalu semprotkan
sedikit air, kemudian tutup kembali. Penanaman dapat dilakukan bila
sudah jelas terlihat beda antara akar dengan mata tunas. Biasanya
setelah umur 5-7 hari.
Siapkan media tanam berupa tanah dalam polibag mini (polibag baby) ukuran 7×12 cm atau 8×15 cm. Isikan tanah
sampai penuh, jangan padatkan, karena nanti air siraman yang akan
memadatkannya secara alami. Tanah sebaiknya top soil atau tanah hitam
humus. Tapi bila tidak ada, bisa pakai tanah podsolik kuning merah atau
tanah liat. Hindari tanah berporous atau tanah berpasir, karena sulit
menahan air, dan nanti waktu bibit dipindahkan ke polibag besar, tanah akan mudah pecah. Susun
polibag berbaris 12 atau 15 polibag. Panjang barisan sesuai keinginan.
Usahakan agar nursery (pembibitan) ini berada di tempat teduh, atau
pasang paranet 50%.
Siram tanah dalam polibag, lalu buatlah lubang
sedalam panjang akar kecambah dengan kayu diameter 1 cm. Tanamkan
kecambah dengan posisi akar di bawah, masuk ke lubang tadi. Kedalaman
biji adalah sampai biji terbenam seluruhnya kecuali hanya sisa sedikit
yang kelihatan. Siram secukupnya setiap sore hari.
Pemupukan pertama 15 hst. Larutkan segenggam
Urea dalam 10 liter (satu gembor) air. Siramkan ke kira-kira 250
polibag. Dua menit kemudian bilas kembali dengan segembor air.
Interval pemupukan seminggu sekali.
Kecepatan pertumbuhan normal adalah satu daun
sempurna dalam satu bulan. Bila ada serangan bercak daun, semprot dengan
insektisida Decis atau yang sejenis. Bila ada serangan jamur, semprot
dengan fungisida Bayleton atau yang sejenis. Untuk mudahnya, semprot
dengan keduanya, berselang empat hari. Dulukan penggunaan Decis. Lakukan
penyemprotan selanjutnya (kedua) 10 hari kemudian. Dosis sesuaikan
dengan petunjuk pada label masing-masing produk. Jangan makan, minum
atau merokok saat menyemprot. Selesai menyemprot, mandilah dengan air
yang cukup dan sabun.
Sesudah 90 hst, atau sesudah bibit berdaun 3-4
helai, bibit dapat dipindah ke polibag besar. Ukuran polibag disesuaikan
dengan jenis tanah pada lahan, dan umur tanaman saat direncanakan akan
ditanam ke lapangan. Bila tanah pada lahan adalah tanah berpasir, gambut
atau tanah kritis, maka polibag pakai yang besar. Begitu juga
seandainya lahan ada hama tikus, babi hutan, atau landak, maka bibit
harus sampai umur 2 tahun baru ditanamkan ke lahan, maka dibutuhkan
polibag yang besar juga.Untuk lahan bertanah hitam, atau podsolik, dan
bebas hama, maka bisa pakai polibag yang ukuran sedang. Jarak antar
polibag minimal 80×80 cm.
Pemupukan dengan NPK satu sendok makan penuh setiap satu bulan. Penggunaan pupuk daun cair juga direkomendasikan.
Bibit bisa ditanamkan ke lahan yang aman, saat
umur 9 bulan dihitung sejak dipindahkan ke polibag besar, atau setahun
bila dihitung dari kecambah. Namun umumnya bibit kelapa sawit
dipindahkan/ditanam ke lapangan setelah umur setahun, dihitung sejak
dipindahkan ke polibag besar.
Meslipun kelapa sawit termasuk tumbuhan
hermafrodit, atau berumah tunggal, namun ada juga yang nantinya tidak
mau berbuah, hanya berbunga jantan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar